Jejak Kenangan






 Jejak Kenangan

Oleh: Nur Budianah


Netraku, seolah menatapmu di sini. Di depanku, menyuguhkan senyum khas indah menghiasi wajahmu sayu. Kalbu ini, merasakan kehadiranmu di sampingku. Bercengkrama, saling mengingatkan dan lantunkan ayat-ayat cinta-Nya bersama. Kebersamaan, sering kali hadirkan momen kurang menyenangkan kala itu. Kala keegoisan datang merajai kalbu dengan angkuhnya, keegoisanku dan keegoisanmu. Namun, semua itu menjadi indah di ingatan kini. Mengabadi dalam memori berujung duka.


Perdebatan dan pertengkaran kecil menjadi bagian keseharian. Sering kali, ia mampu hilangkan harsa yang semula terlukis indah. Ia mampu memburamkan cerah cantik arunika dalam seketika. Tirta yang selalu meneteskan kesejukannya, terhenti karena muram tak lagi mampu disejukkannya. Anila enggan membawa pergi retislaya dengan hembusannya. Sang bijak pun, lenggana hadir kalahkan angkuhnya keegoisan.


Bibirku kelu, tak rela ucapkan maaf tuk sekadar luruhkan sedikit keangkuhan. Namun, kalbu tercabik-cabik melihat aksamu berbinar karena tak kuasa menahan tetesan tirtanya. Baru kusadari kini, betapa berharganya tiap tetes air mata yang kau tumpahkan untukku dulu. Air matamu menampar batinku, meski tanpa sepatah katapun keluar dari lisanmu. Tak mungkin kuputar waktu, tuk kembali ke masa itu. Seandainya bisa, akan kupeluk tubuhmu yang berguncang keras karena kesedihan yang tak lagi bisa kau tahan. Akan kuhapus air mata itu dan tak kan pernah lagi kurela melihatnya menetes. 


Semua itu terlalu berharga untuk sebuah angkuhnya keegoisan diriku. Namun, tak mampu pula kita elakkan dari pengembaraan bersama. Jejak-jejak itu, biarlah menjadi bagian penyesalan dalam batinku. Kuharap, perpisahan di antara kita telah menghapus semua duka di kalbumu. Menggantinya dengan permohonan tulus pada-Nya, agar pertemukan kita kembali. Merangkai kembali kasih dan cinta, terbalut erat dalam tali cinta-Nya. Menjadikan semua momen dalam kebersamaan, menjadi jejak terindah dan tak terlupakan. 


Kuabadikan kau dalam untaian bait pengharapanku pada-Nya. Meski ragamu tak lagi bersama di sini. Namun, kau selalu berada dalam kalbuku. Terima kasih atas semua kesan yang kau torehkan. Tetaplah tersenyum, bersama kenangan yang hadir menyapa.


Komentar

diah0884 mengatakan…
Terima kasih Bunda Astuti 🙏😍💞
diah0884 mengatakan…
Terima kasih Kakandaku

Postingan populer dari blog ini

Mahkota Terindah dan jubah kemuliaan untukmu Ayah, Ibu

Resume Materi Hari Pertama BM Gel 25-26

Lentera di Hati Bintang